X ATU1 - KARAKTERISTIK TERNAK UNGGAS
- Uraian Pembahasan Karakteristik Ternak Unggas
Ternak unggas secara umum didefinisikan sebagai jenis burung yang dipelihara atau diternakkan untuk diambil manfaatnya, baik daging, telur, maupun bulunya. Dalam konteks Agribisnis Ternak Unggas, karakteristik ini menjadi dasar penentuan strategi pemeliharaan dan manajemen usaha.
Secara garis besar, karakteristik ternak unggas dapat dibagi menjadi dua kelompok utama: Karakteristik Biologis (Fisik) dan Karakteristik Produksi/Ekonomis.
I. Karakteristik Biologis (Fisik) Unggas
Karakteristik ini dimiliki oleh hampir semua jenis unggas (ayam, bebek, puyuh, dll.):
Berdarah Panas (Homoioterm): Unggas memiliki kemampuan untuk mempertahankan suhu tubuhnya relatif stabil (sekitar ), terlepas dari suhu lingkungan.
Implikasi: Membutuhkan manajemen kandang yang baik (ventilasi dan isolasi) agar suhu tetap nyaman (zona termonetral), terutama pada anak ayam (DOC/DOD/DOQ) yang masih membutuhkan pemanas (brooder).
Tubuh Ditutupi Bulu: Bulu berfungsi sebagai isolator panas dan pelindung fisik.
Implikasi: Kualitas bulu (cerah, utuh) sering dijadikan indikator kesehatan. Unggas yang sakit atau kekurangan gizi (malnutrisi) cenderung memiliki bulu kusam.
Memiliki Paruh: Organ mulut berupa paruh tanpa gigi, digunakan untuk mematuk dan mengambil pakan serta air.
Implikasi: Jenis pakan harus disesuaikan agar mudah dicerna dan tidak melukai paruh.
Organ Gerak Berupa Sepasang Kaki dan Sayap: Kaki berotot kuat (terutama unggas darat seperti ayam) dan sayap berfungsi untuk terbang (meskipun pada unggas komersial modern, kemampuan terbangnya sangat terbatas).
Implikasi: Kekuatan kaki penting untuk menopang bobot tubuh yang cepat membesar (terutama ayam pedaging). Kelainan kaki (misalnya perosis) perlu dicegah melalui nutrisi dan manajemen lantai kandang yang tepat.
Bereproduksi Secara Ovipar: Berkembang biak dengan cara bertelur.
II. Karakteristik Produksi dan Ekonomi Unggas
Karakteristik ini berkaitan dengan tujuan pemeliharaan (Pedaging, Petelur, atau Dwiguna) dan efisiensi usahanya.
Pertumbuhan Cepat dan Siklus Hidup Pendek: Unggas komersial memiliki laju pertumbuhan yang sangat pesat.
Implikasi: Memungkinkan perputaran modal usaha yang cepat. Ayam broiler, misalnya, dapat dipanen dalam waktu sekitar 4-6 minggu.
Konversi Pakan yang Efisien (Feed Conversion Ratio - FCR): Unggas modern dirancang secara genetik untuk mengubah pakan menjadi daging atau telur dengan sangat efisien.
Implikasi: FCR yang rendah (misalnya pada broiler) menandakan biaya pakan per kilogram produk menjadi lebih murah, yang sangat krusial dalam menentukan profitabilitas.
Produktivitas Tinggi: Unggas petelur modern (layer) mampu berproduksi sangat tinggi (lebih dari 280 butir/ekor/tahun).
Implikasi: Memerlukan manajemen nutrisi yang sangat presisi sepanjang fase produksi untuk mempertahankan performa.
Tingkat Stres dan Kerentanan Penyakit Tinggi: Karena laju metabolisme dan pertumbuhan yang tinggi, unggas komersial relatif lebih rentan terhadap stres lingkungan dan penyakit menular (misalnya Avian Influenza/AI, Newcastle Disease/ND).
Implikasi: Biosekuriti ketat, program vaksinasi, dan sanitasi adalah hal yang mutlak harus dilakukan.
Contoh Nyata di Lingkungan SMK Negeri 1 Kedawung Sragen (Jurusan Agribisnis Ternak Unggas)
Sebagai sekolah kejuruan yang fokus pada Agribisnis Ternak Unggas, SMK Negeri 1 Kedawung kemungkinan besar mempraktikkan pemeliharaan jenis unggas komersial.
Penutup
Pemahaman mendalam tentang karakteristik-karakteristik ini, yang dipraktikkan langsung di Unit Bisnis atau Teaching Factory SMK Negeri 1 Kedawung, sangat penting untuk mencetak lulusan yang kompeten di bidang budidaya dan pengelolaan usaha ternak unggas secara profesional, sesuai dengan visi program keahlian tersebut
jossjissss
BalasHapussezzz bolo
BalasHapus😂😂😂😂
BalasHapus